Sebesar-besarnya orang. Sepandai-pandainya orang jauh lebih pandai
orang yang memiliki keterampilan. Orang yang pandai tapi tidak terampil tidak
akan selalu paham akan setiap tantangan yang ia hadapi. Orang yang terampil membutuhkan sebuah pengalaman dan pengalaman merupakan aset terbesar yang di
miliki seseorang. Pengalaman itu layaknya sebuah nyawa. tidak
berwujud namun dapat dirasakan. pengalaman harta terbesar bagi orang-orang yang
selalu menang dalam sebuah kejuaraan. pengalaman itu mahal. pengalaman itu
tidak bisa dibeli atau di perjual belikan. pengalaman harus dibayar dengan
kerja keras, harus bisa menaklukkan rasa malu, harus mampu mengendalikan
emosi dan yang terpenting harus bisa menangguhkan rasa sabar.
Selasa, 27 Maret 2012
Minggu, 25 Maret 2012
Inilah Surat Ibu Prita Mulyasari itu…
Prita Mulyasari |
Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.
Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.
Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.
dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.
Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.
Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.
Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.
Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.
Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.
Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.
Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.
Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.
dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.
Kamis, 15 Maret 2012
AS Kini Takut kepada China
China membatasi eskpor bahan baku penting bagi Amerika yang gemar
berperang.
Mitt Romney, seorang calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai
Republik sekaligus bekas gubernur Massachussetts (negara bagian AS)
2003-2007 ini menuduh China telah mematikan industri AS. Celotehan Mitt
Romney tersebut diutarakan saat berkampanye di hadapan rakyat AS. Lucu,
geli, dan nyeleneh orang Amerika satu ini. Apakah dia tidak mengerti
bagaimana Amerika bisa meraup banyak keuntungan dari perusahaan Amerika
yang ada di China? Dengan masuknya investor China ke Amerika juga
lapangan kerja tercipta, kaum buruh Amerika bisa terselamatkan. Itu
bukan saya yang berbicara, tapi pengakuan dari International
Longshoremen’s Association (ILA).
Tak hanya itu, Romney mengejek China sebagai perampok hak kekayaan
intelektual Amerika. Bukan kali pertama China dituding pembajak hak
intelektual oleh AS. Kantor Perwakilan Dagang AS merilis daftar
pembajakan hak intelektual AS, China bersama Rusia masuk dalam daftar
tersebut. Bahkan China katanya menempati urutan nomor wahid.
Selain itu, mata uang Yuan dijuluki oleh Romney
sebagai manipulator Yuan. Penyebab ekspor China ke AS yang menggila
dianggap Romney karena China telah memanipulasi mata uangnya. Pesoalan
Yuan pernah dibahas oleh Senat AS tahun 2011. Mereka memasukan
pembahasannya ke dalam rancangan undang-undang terkait dengan mata uang
Yuan. UU itupun disahkan. Mata uang AS pun menguat dari Yuan. China
berang dan merasa tersinggung. Bagi China, ini akan menciptakan perang
dagang.
Serangan Romney terdengar ke China. Untungnya Menteri Luar Negeri AS
Robert Thomas Hormats membela China. Tengok saja beberapa hari lalu Asia
Society yang berbasis di New York menyelenggarakan forum Hubungan
Ekonomi AS-China. Forum ini mendatangkan Hormats untuk memperkuat
hubungan antara kedua negara itu. Dalam pidatonya Hormats berkata,
“Masalah-masalah itu bukan kesalahan China. Masalah-masalah itu justru
timbul karena sistem politik kita (AS-red).” Hormats menegaskan, jika AS
ingin selalu unggul dari China, caranya dengan membuat AS semakin
kompetitif. Terkait persoalan tersebut, sebelumnya China Daily
mewawancarai Hormats.
Memang benar, China sebagai negara pengekspor terbesar ketiga di AS bisa
menyulut perang dagang. Barang-barang buatan China yang membanjiri AS
menjadi persoalan. Makanya AS kini memberlakukan proteksi atas produk
dalam negeri untuk menahan serangan produk China. Karena China memiliki
kekuatan dari sektor ekonomi, terutama kini juga militer China tengah
diperkuat tentu tak gentar terhadap AS. China tetap menjadikan AS
sebagai salah satu pasar utama. Tengok saja data yang dihimpun majalah
Forbes. Dari nilai perdagangan China ke AS tahun 2011 mencapai angka US$
300 miliar. Dengan demikian, China juga cukup bergantung terhadap pasar
AS. Bila AS hancur, China bisa ikut-ikutan meskipun tidak akan separah
AS.
Baru-baru ini, terdengar lagi hubungan dagang AS-China memanas. Para
analis memprediksi akan terjadi perang dagang antara kedua negara
tersebut. Pasalnya, AS membutuhkan bahan baku mineral langka atau
disebut dengan Logam Tanah Jarang. Disebut langka atau jarang karena
bahan baku tersebut didominasi oleh China, 97 persen China menguasainya.
AS mendesak China supaya memasok bahan baku mineral seperti cerium,
neodymium, dysprosium dan lainnya untuk keperluan industri strategis
seperti otomotif, elektronik, hingga persenjataan.
China tetap membatasi eskpor bahan baku penting bagi Amerika yang gemar
berperang itu. Ini sebagai tindakan balasan atas kebijakan dagang AS
terhadap China. Muncul pula beberapa anggapan, salah satunya alasannya
karena tahun 2009 AS menaikan tarif 35 persen terhadap impor ban dari
China. Hal ini karena sebelumnya China mengekspor ban ke AS hingga tiga
kali lipat. Tentu saja ekspor tersebut cukup merugikan industri ban AS.
Memang benar, AS tidak sepenuhnya menerapkan ajaran kapitalisme.
Kini posisi China berada di atas angin. AS bergantung kepada China.
Bagaimana tidak, AS melayangkan gugatan melalui Organisasi Perdagangan
Dunia. Gugatan terkait batasan ekspor bahan baku mineral. Ini menjadi bergaining
positioning bagi China di hadapan AS, sebuah kondisi yang berbeda
sebelum reformasi ekonomi diberlakukan di China. Semua ini berkat
pemikiran Deng Xiaoping menggantikan posisi Mao Zedong.
Langganan:
Postingan (Atom)